Ayler Beniah Ndraha atau akrab dipanggil Ayler merupakan salah satu alumni Matauli angkatan 12. Pria kelahiran Gunung Sitoli pada 24 Juni 28 tahun silam ini mengungkapkan bahwa sikap disiplin yang diterapkannya mulai kecil adalah salah satu kunci kesuksesannya. “Saya anak ketiga dari empat bersaudara, tentunya diperlukan rasa disiplin dan ‘tough’ untuk dapat berhasil. Orangtua dari kecil memang sangat keras, tetapi kerasnya ini positif kami respon sebagai anak, sampai pada jam tidur dan belajar sudah diatur. Kedisiplinan gaya militer ini membawa kami sebagai anak-anak berhasil dalam mengarungi pendidikan dan dalam perantauan.”
Perjalanan Ayler di SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan dimulai dengan berangkat dengan rombongan gabungan lulusan SMP di Nias. Kala itu, rombongannya hanya terdiri dari 2 SMP saja yang notabene juga adalah SMP paling favorit di Nias. Berbekal tekad dan keberanian, Ayler dan teman – temannya berangkat bersama rombongan dengan menaiki kapal menerjang lautan dan badai selama 1 malam di atas kapal dari pelabuhan Gunungsitoli, Nias ke pelabuhan Sibolga. Sesampainya di Sibolga kami menginap di sebuah hotel di dekat pelabuhan Sibolga dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes – tes masuk ke Matauli. Ayler mengaku, ada banyak sekali motivasi untuk masuk ke sekolah unggulan di Sumatra Utara ini, ”Pertama sih karena SMAN 1 Matauli Pandan secara historis banyak melahirkan siswa-siswi yang pintar dan berhasil dalam mendapatkan PTN/PTS favorit. Kedua, ingin menimba pengalaman mandiri dan mampu memanage semua pemasukan dan pengeluaran yang ada. Ketiga, ingin merasakan punya banyak teman yang berbeda latar belakang baik suku maupun agamanya.” ungkapnya.
Ayler mengaku perjalanan di Matauli butuh proses dan adaptasi seiring berjalannya waktu disaat usia yang masih muda dan pengalaman merantau pertamanya. “Ada istilah apabila gagal disini maka harus pulang kampong dengan rasa malu. Tekad ini yang menguatkan saya untuk terus bertahan di tengah kerinduan dan kasih sayang orangtua dan lingkungan di kampong halaman. Untung saja teman-teman kelas dan satu kosan yang sama-sama merantau bisa saling menguatkan dan melengkapi.”
Seperti alumni pada umumnya, Ayler melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni kuliah. Ayler menempuh pendidikan di IPDN selama 4 tahun. Setelah lulus dari IPDN, dia dapat kesempatan menempuh S2 di IIP Jakarta. Dan sekarang Ayler sedang menyelesaikan disertasinya di program studi Doktor Ilmu Pemerintahan (S3) di IIP Jakarta. “Beberapa hal yang perlu saya sharing-kan berdasarkan pengalaman saya selama beberapa tahun merantau untuk mengejar pendidikan dan juga bekerja adalah setiap hasil yang baik pasti dibaliknya ada proses yang keras. Penempaan di suatu candradimuka merupakan suatu proses untuk kita lebih humble, tough, dan fighting spirit, serta tidak lupa selalu menghormati dan mendengar nasihat orangtua dan yang paling terpenting adalah selalu mendekatkan diri dengan berdoa dan beribadah kepada Tuhan. Niscaya dengan kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan bekerja serta belajar keras apa yang kita cita-citakan akan didapatkan akan berhasil.”
Selama nemempuh pendidikan di Matauli, ada banyak pengalaman berkesan. “Pengalaman paling berkesan itu adalah ketika suka sama seseorang tetapi malu untuk mengungkapkannya, maklum masih remaja masih labil dan belum pengalaman, hehehe”. Ayler juga berharap Ikama semakin kompak dan kuat ikatan solidaritas alumninya dan mampu melebarkan sayapnya menjadi skala nasional yang mencakup berbagai macam bidang baik hukum, ekonomi, olahraga, pemerintahan, politik, dan lain sebagainya”. (Ara)
