“Tapi ada satu pesan guru yang saya ingat sampai sekarang, ada 3 level manusia, Pendengar, Pembaca dan Penulis, setiap kita ada disatu tingkat berusahalah untuk naik ke tingkat diatasnya”
Hai Ikama-ers semua nya, seperti minggu-minggu sebelumnya #TokohIkamaoftheday kembali hadir, edisi kali ini kita akan memuat cerita dari Bang dr. Septo Sulistio, Sp.An (Angkatan 7) yang baru saja melaksanakan tugas dalam rangka penanganan pasca Gempa Palu. Kira-kira gimana ya pengalaman Bang Dokter selama melaksanakan tugas di Palu? Yuk dibaca Ikama-ers sekalian
28 September 2018, Gempa Bumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, efek yang ditimbulkan sungguh memilukan, gempa ini disertai oleh Tsunami dan Likuifaksi yang mengakibatkan Kota Palu lumpuh. Menurut Kompas.com , Gempa ini telah menelan 2.045 Korban meninggal dunia, 671 orang hilang, 10.679 korban luka berat dan bangunan infrastruktur lainnya rusak berat.
Seketika pada saat itu, berbagai tim-tim relawan berbondong-bondong menuju Palu dalam rangka penanganan Pasca Gempa Palu. Salah satu dari relawan tersebut adalah Alumni SMAN 1 Matauli Pandan, yaitu Bang Septo Sulistio (MTN 7).
12 Jam pasca gempa, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mempersiapkan tim Volunteer. “Waktu itu, 12 Jam pasca Tsunami, RSCM berencana kirim tim ke Palu, ditanya siapa yang siap, saya mengajukan diri, jadi penanganan bencana ini bukan ditugaskan tetapi volunterism. Tim RSCM berangkat minggu pagi melalui jalur udara dengan menggunakan Pesawat Hercules langsung menuju ke Palu” tutur Pria kelahiran Tanjung Gading, 09 September 1985 ini.
Menjadi salah satu tim yang pertama memasuki Palu pasca gempa menimbulkan kesan yang mendalam bagi Pria yang memiliki hobbi olahraga ini, “Kendala yang kami hadapi tentu saja mengenai cuaca yang panas, tidak ada listrik, BBM dan kesulitan air, ditambah kurangnya koordinasi pemangku kebijakan membuat kondisi awal menjadi kacau, hal yang tidak terlupakan berikutnya adalah saat menyaksikan secara langsung lokasi terjadinya likuifaksi ” ucap Dokter Spesialis Anastesi tersebut.
Menurut Septo, Tindakan pertama yang dilakukan Tim Relawan RSCM yang berada dibawah naungan Kementerian Kesehatan adalah berkoordinasi dengan pihak berwenang, salah satunya adalah melapor ke Dinas Kesehatan setempat. Berbagai Posko bantuan pun didirikan untuk membantu para korban Gempa Palu. Tim Relawan dari RSCM bertugas pada 30 September 2018 s.d 6 Oktober 2018.
Disamping itu, Pria yang sekarang bertugas di RSCM ini menyampaikan sedikit cerita dirinya saat masa-masa SMA di SMAN 1 Matauli Pandan, “ Saya pernah tinggal di BTN Blok C, saya ingat air nya warna coklat, pas kelas 2-3 SMA saya tinggal di Asrama, air nya juga sulit karena tendon air sering jebol, jadi untuk antisipasi saya bangun jam 4 buat mandi, tapi dibalik itu semua saya bisa belajar pagi sebelum sarapan” kata Septo sambil tertawa.
Menjadi Dokter bukan merupakan pekerjaan yang mudah, “dokter adalah profesi seumur hidup, ilmu nya harus terus di update dan jangan memiliki cita-cita kaya dengan jadi dokter, tapi buat yang mau jadi dokter, harus memiliki niat yang kuat, belajar yang benar, ilmu, attitude, karakternya karena ada nyawa manusia yang dipercayakan kepada kita” ucap Pria yang sekarang berdomisili di Jakarta Pusat tersebut.
Menurut Septo, Guru yang selalu ia kunjungi saat ke Matauli adalah Pak Sumarno, selain itu Beliau juga tidak lupa berpesan agar Organisasi IKAMA dapat menjadi Organisasi yang produktif, saling dukung antar wilayah, tidak mudah saling curiga sehingga bisa membawa kebaikan buat semua orang.
(Maulana)
BIODATA
Nama : Septo Sulistio
TTL. : Tanjung Gading, 09 Sept 1985
Hobby : Olah raga, membaca
Angkatan di MTN : 7
Pekerjaan : Dokter Spesialis Anestesi
Asal Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Domisili : Jakarta Pusat
