“Banyak hal berkesan selama di Matauli, salah satunya ketika mengikuti pemilihan OSIS. Alhamdulillah saya menjadi Ketua II OSIS SMAN 1 Matauli Pandan. Dan pada saat itu saya tidak menyangka”, tawa Nindy, alumni Matauli angktan 16.
Pria yang lahir di Aek Kanopan 23 tahun silam ini pernah di ‘olok – olok’ atau di ejek karena pilihannya menjadi seorang pengusaha. Namun semboyan dari salah satu guru Fisika di Matauli, yakni pak Sumarno menjadi cambuk semangat bagi Nindy. Ketika memulai karirnya dalam bidang usaha, Nindy juga sempat mengalami asam dan manis kehidupan. Namun berkat kerja keras dan semangat yang tinggi, usaha yang didirikannya bisa menembus target awal.
Nindy saat ini memiliki usaha yang bernama Nindya Arch Project dan Nindya Farm. Hal ini berawal ketika dia dan teman – temannya mengerjakan project bersama – sama sewaktu kuliah. Ketika balik ke Medan, Nindy merenovasi rumahnya sendiri dengan memberikan ruang cocok tanam hidroponik. “Tetapi pada saat mendesain saya tidak tahu apa itu hidroponik, akhirnya saya pelajari lebih lanjut sampai saya tertarik dan ingin mencoba praktik.3 bulan saya tekuni tidak ada yang berhasil akhirnya saya menyerah kemudian penasaran lagi saya coba lagi sampai habis banyak biaya,” jawab wirausahawan muda ini.
Namun rasa penasarannya membuahkan jawaban ketika Nindy bertemu dengan seorang supir taxi online.”Saya bertemu seseorang yang waktu itu berprofesi sebagai supir taksi online. Beliau berkata bahwa dirinya adalah petani hidroponik. Saya ceritakan pengalaman saya akhirnya beliau lah yg mengajarkan ilmu hidroponik kepada saya sampai berhasil selama 1 tahun.” jawabnya saat diwawancarai pihak HSY Ikama. Setelah menjalani hidroponik sebagai konsumsi pribadi, Nindy meninggalkannya untuk sekolah profesi arsitek di Universitas Sumatra Utara. Setelah lulus dan sambil bekerja menjadi seorang arsitek, dia mencoba membuat usaha pertanian hidroponik di lahan seluas 400 m2 dengan modal 100 juta rupiah. “Berbagai masalah silih berganti tetapi saya yakin saya bisa. Akhirnya berhasil sampai sekarang dan hasilnya telah terjual ke pasar – pasar modern, salah satunya adalah brastagi supermarket, Insyaallah Nindya Farm terus berkembang dan menjadi perusahaan yang membuka banyak lapangan pekerjaan bagi siapapun yg ingin belajar bertani, khususnya menjadi petani hidroponik”. sambungnya
Kegiatan Nindya tidak hanya sampai disitu saja. Sejak tahun 2015, dia sudah membuat gerakan sosial dengan nama #BerbagiItuIndah. Kegiatan ini selalu diadakan saat bulan Ramadhan. Sekarang berbagi itu indah telah menjadi komunitas kecil yg isinya adalah anak – anak muda yg selalu ingin berbagi kebahagiaan bagi siapapun yang cita – citanya saat ini membentuk 1 yayasan dan memiliki panti asuhan, aamiin” ucap Nindya.
Alumni Universitas Brawijaya Malang ini juga berharap semoga Ikama berkembang dan selalu memberikan inspirasi bagi anggota – anggotanya. “Dimanapun alumni Matauli berada, kita harus tetap berjaya.” tutupnya.
Nama : Nindya Adhyaksa, ST
TTL. : Aek Kanopan, 4 Maret 1994
Hobby : Olahraga, Fotografi, Editing, Membaca, Bertani
Angkatan : 16
Jenjang Karir : Arsitek Muda dan Wirausahawan
Karya :
- Telah mendesain lewat Team Nindya arch Project yaitu 3 unit rumah tinggal type menengah ke atas
- Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jogjakarta
- Unit rumah pada perumahan di Kabupaten Labuhan Batu Utara
Asal Universitas : Universitas Brawijaya
(Ricca Sophia & Ara Adisti)
